Kriteriarumahsehatmenurutwhopdf16
Kriteria Rumah Sehat Menurut WHO
Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi syarat kesehatan, baik dari segi lingkungan, bangunan, maupun perilaku penghuninya. Rumah sehat dapat memberikan perlindungan, kenyamanan, dan kesejahteraan bagi penghuninya. Rumah sehat juga dapat mencegah dan mengurangi risiko penularan penyakit dan cedera.
Download: https://rajemessa.blogspot.com/?rk=2w4dDs
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan beberapa kriteria untuk rumah sehat, yang didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
Rumah sehat harus memenuhi kebutuhan dasar manusia, seperti tempat tidur, makan, mandi, buang air, dan beristirahat.
Rumah sehat harus mendukung kesehatan fisik, mental, dan sosial penghuninya, serta menghormati hak asasi manusia.
Rumah sehat harus memperhatikan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan, seperti udara, air, tanah, suhu, kebisingan, cahaya, dan radiasi.
Rumah sehat harus meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitar dan sumber daya alam.
Rumah sehat harus mempertimbangkan aspek budaya, sosial, ekonomi, dan politik yang relevan dengan konteks lokal.
Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, WHO telah mengidentifikasi delapan kriteria utama untuk rumah sehat, yaitu:
Kepadatan. Rumah sehat harus memiliki luas yang cukup untuk setiap penghuni, sehingga tidak terjadi kepadatan yang dapat menimbulkan stres dan penularan penyakit. WHO merekomendasikan luas minimal 10 meter persegi per orang.
Insulasi. Rumah sehat harus memiliki insulasi yang baik untuk melindungi penghuni dari suhu ekstrem, baik panas maupun dingin. Insulasi dapat berupa bahan-bahan yang mampu menghalangi perpindahan panas, seperti kayu, batu bata, genteng, styrofoam, atau wol. Insulasi juga dapat berupa tanaman-tanaman yang menaungi atap atau dinding rumah.
Udara Dingin. Rumah sehat harus memiliki sirkulasi udara yang baik untuk menjaga suhu dan kelembaban di dalam rumah. Udara dingin dapat diperoleh dari ventilasi alami (jendela, pintu, lubang angin) atau buatan (kipas angin, AC). Udara dingin dapat membantu mengurangi risiko panas dalam (heat stroke), dehidrasi, dan infeksi saluran pernapasan.
Kehangatan. Rumah sehat harus memiliki sumber pemanas yang aman dan efisien untuk menghangatkan penghuni di musim dingin atau di daerah beriklim dingin. Sumber pemanas dapat berupa kompor gas, listrik, kayu bakar, atau tenaga surya. Sumber pemanas harus diletakkan di tempat yang tidak mudah terbakar atau menyebabkan kebakaran. Kehangatan dapat membantu mengurangi risiko hipotermia (suhu tubuh rendah), radang sendi, dan penyakit kulit.
Keselamatan. Rumah sehat harus memiliki desain dan konstruksi yang kuat dan tahan gempa untuk melindungi penghuni dari bencana alam atau buatan. Rumah sehat juga harus memiliki fasilitas keselamatan seperti detektor asap, alarm kebakaran, pemadam api ringan (APAR), pintu keluar darurat, dan kotak P3K. Keselamatan dapat membantu mengurangi risiko cedera, luka bakar, keracunan, dan kematian.
Aksesibilitas. Rumah sehat harus memiliki akses yang mudah dan nyaman bagi penghuni, terutama bagi penyandang disabilitas, lansia, dan anak-anak. Aksesibilitas dapat berupa tangga yang lebar dan tidak licin, pegangan tangan, ramp, lift, atau kursi roda. Aksesibilitas dapat membantu mengurangi risiko jatuh, patah tulang, atau kesulitan bergerak.
Lainnya. Rumah sehat harus memiliki fasilitas-fasilitas lain yang mendukung kesehatan penghuninya, seperti:
Sumber air bersih yang memenuhi standar kesehatan untuk minum, mandi, cuci, dan masak. Air bersih dapat diperoleh dari sumur, ledeng, pompa air, atau tangki air. Air bersih dapat membantu mengurangi risiko diare, kolera, tifus, dan penyakit kulit.
Sarana sanitasi yang memadai untuk buang air besar dan kecil, serta pembuangan limbah cair dan padat. Sarana sanitasi dapat berupa jamban sehat (kloset duduk atau jongkok), saluran pembuangan (got atau selokan), atau tempat pembuangan sampah (bak sampah atau TPS). Sarana sanitasi dapat membantu mengurangi risiko infeksi usus, cacingan, hepatitis, dan leptospirosis.
Pencahayaan yang cukup untuk menerangi ruang-ruang di dalam rumah. Pencahayaan dapat berupa cahaya alami (matahari) atau buatan (lampu). Pencahayaan dapat membantu mengurangi risiko gangguan penglihatan, depresi, dan kecelakaan.
Pengendalian hama dan vektor yang berpotensi menularkan penyakit. Hama dan vektor dapat berupa tikus, nyamuk, lalat, kecoa, kutu busuk, atau rayap. Pengendalian hama dan vektor dapat berupa pembersihan lingkungan, penggunaan kelambu atau obat nyamuk, atau penyemprotan insektisida. Pengendalian hama dan vektor dapat membantu mengurangi risiko malaria, demam berdarah, pes, leptospirosis, dan alergi.
Kesimpulan
Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi syarat kesehatan dari segi lingkungan, bangunan, maupun perilaku penghuninya. Rumah sehat dapat memberikan manfaat bagi kesehatan fisik, mental, dan sosial penghuninya. Rumah sehat juga dapat mencegah dan mengurangi risiko penularan penyakit dan cedera. WHO telah menetapkan delapan kriteria utama untuk rumah sehat, yaitu kepadatan, insulasi, udara dingin, kehangatan, keselamatan, aksesibilitas, sumber air bersih, sarana sanitasi, pencahayaan, dan pengendalian hama dan vektor.
Referensi
[WHO Housing and Health Guidelines]
[Rumah Sehat: Kriteria Sesuai Standar Kemenkes & WHO]